BRI dan PLN Jajaki Pinjaman Hingga US$ 2 Miliar

IMG-20190109-WA0046

Rabu, 8 April 2020

JAKARTA, investor.id – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dikabarkan telah mengajukan request for proposal (RFP) kepada sejumlah bank untuk menggalang dana melalui pinjaman luar negeri. Dua BUMN tersebut masing-masing mengincar pinjaman hingga US$ 1 miliar.

Sumber Global Capital mengungkapkan, BRI mengundang para bankir untuk mengajukan penawaran dalam kesepakan baru. Pada RFP disebutkan, BRI mencari pinjaman dengan tenor antara satu hingga lima tahun yang terbagi dalam beberapa tranche.

Sementara itu, PLN juga mengajukan pinjaman dengan tenor lima tahun kepada kelompok bank dengan jumlah yang banyak. Semula PLN menetapkan batas penawaran para calon kreditur kepada perseroan pada awal April 2020.

Namun, banyak calon kreditur yang menyarankan PLN untuk menunda aksi ini hingga satu bulan ke depan lantaran ada pengaruh dari wabah virus Korona (Covid-19).

Saat dihubungi, Selasa (7/4), Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dan Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly enggan menjawab telpon dan pesan singkat Investor Daily.

Berdasarkan laporan keuangan, terakhir kali BRI mengantongi pinjaman luar negeri dengan nilai jumbo adalah senilai US$ 700 juta pada 2018. Sindikasi club loan tersebut dikucurkan oleh 13 kreditur dengan MUFG Bank bertindak sebagai agen. Sindikasi terbagi atas tiga tranche yakni US$ 200 juta, US$ 235 juta, dan US$ 265 juta.

Sementara PLN sempat meraih pinjaman US$ 1 miliar dari 8 bank asing pada November 2019. Tak hanya itu, perseroan juga berhasil menggalang dana melalui penerbitan surat utang berdenominasi Yen Jepang atau Samurai Bond senilai 23,2 miliar Yen atau setara Rp 3 triliun pada September 2019. Kemudian, PLN kembali mendulang keberhasilan penerbitan global bond senilai US$ 1,5 miliar pada November 2019.

Sindikasi Offshore

Berdasarkan riset Debtwire loan league tables yang dirilis Selasa (7/4), hingga Maret 2020, Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Pasifik (kecuali Jepang) yang membukukan kenaikan realisasi pencarian pinjaman of shore korporasi. Total realisasi sindikasi yang diraih perusahaan di Indonesia mencapai US$ 3,29 miliar pada kuartal I-2020, naik 18,35% dibanding kuartal I-2019 sebanyak US$ 2,78 miliar.

Hingga Maret 2020, salah satu perusahaan yang meraih pinjaman dalam jumlah besar adalah Trans Retail Indonesia dengan sindikasi bertenor lima tahun senilai EUR 593 juta dan US$ 90 juta.

Sementara itu, negara lain seperti Singapura mengalami penurunan volume pinjaman offshore korporasi hingga 64,1%, Tiongkok anjlok 32,4%, India menurun 32,2%, dan Australia lebih rendah 7% secara tahunan. Penurunan tajam di negara-negara tersebut utamanya Singapura dan Tiongkok disebabkan oleh transaksi akuisisi dan merger yang juga turun signifikan. Salah satu penyebabnya adalah krisis virus Korona (Covid-19). Sebab, hal tersebut menimbulkan pembatasan perjalanan dan aturan social distancing di berbagai negara yang membatasi kegiatan kesepakatan.

Secara total, pinjaman korporasi di Asia Pasifik mengalami penurunan 28,8% secara year on year menjadi US$ 60,02 miliar pada kuartal I-2020. Seiring itu, kesepakatan antara kreditur dengan debitur juga turun 25,5% menjadi 155 kesepakatan pada kuar tal I-2020, dibanding kuartal I-2019 sebanyak 200 kesepakatan.

Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul “BRI dan PLN Jajaki Pinjaman Hingga US$ 2 Miliar”

Sumber : Investor Daily

Read more at: http://brt.st/6wPq

Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest